PROVINSI MALUKU
A. Kondisi Alam
Letak
Geografis Daerah Maluku : Koordinat 80 30’
– 20 30’ LS, 1250 – 1350 10’ BT
Daratan 47.350,42 Km2, dan
Perairan 658.294,69 km2 , dan
632 pulau besar dan kecil.[1]
Fisiografis : Maluku
terdiri dari dua wilayah fisiografi. Yang pertama adalah lingkaran “dalam”
Kepulauan Maluku dari Wetar, P. Roma, Kep. Damar (P. Damar, P. Teun, P. Nila,
P. Serua) sampai kepulauan Banda, kemudian di Maluku Utara, Pulau Tidore, Pulau
Ternate, sampai dengan bagian Utara dari Pulau Halmahera, yang sifatnya
volkanik Wilayah yang lainnya, yang
terdiri dari pulau-pulau yang lebih besar, yang membentuk busur dari Kepulauan
Leti, Kep. Babar, Kep. Tanimbar, kep. Kai, Kep. Aru, Kep. Watubela, Kep.
Gorong, Seram, Buru, Kep. Sula, Pulau Obi, Bacan, Halmahera selatan dan P.
Morotai, sifatnya tidak volkanik.[2]
Iklim dan Cuaca : Kepulauan
Maluku beriklim tropis dan iklim Muzon dimana iklim ini sangat dipengaruhi oleh
lautan yang luas dan berlangsung seirama dengan iklim yang ada. Temperatur
rata-rata dari tiga stasiun BMG adalah 27°C, dengan curah hujan sepanjang tahun
2005 sebesar 184,13 mm.[3]
B. Keadaan
Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Demografi
-
Bahasa : Indonesia, Dialek Melayu
Ambon, Tulehu,
Kai,
Banda,
Seith,
Yamdena,
Kisar,
Dammar,
Paulohy,
Dawera-Daweloor,
(lebih dari 130 bahasa)
Pakaian Daerah: Baniang
dan Kebaya Dansa, Baju Cele kain
Salele, Nona Rok, Kain Kebaya Merah, Pakaian-pakaian Pengantin : pakaian
Koci-koci(Maluku Utara), Baju Pono/Mistisa (Maluku Tengah), Sanikir (Maluku
Tenggara), Selain pakaian-pakaian tersebut diatas, ada juga pakaian untuk ke
gereja yang disebut Pakaian Itang. Pakaian Petani, Pakaian Nelayan, serta
pakaian sesehari lainnya yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Upacara-upacara Adat: Upacara
adat cuci Baileo (Maluku Tengah), Upacara adat Panas Pela, Upacara adat Angka
Raja, Upacara adat perkawinan dari 3 cultur yang ada di Maluku, Upacara Sasi
lompa, Upacara adat Penobatan Kapita (Maluku Utara), Upacara adat cuci negeri
(Maluku Tengah), Upacara-upacara adat lainnya yang biasa diadakan oleh satu
desa untuk menghormati para tamu dari desa yang lain, dll. [5]
Mata Pencaharian
penduduk yang utama adalah pertanian sederhana dan mengumpulkan hasil-hasil
hutan dan lautan. Pada dataran-dataran yang sempit, penduduk setempat menanam
kelapa dan berkebun untuk kehidupan sehari-hari, sedangkan di bukit-bukit dan
gunung-gunung pada umumnya masih berupa rimba raya.
Pariwisata: Sejak
zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam selain daripada
rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat Maluku memiliki
keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang banyak turis asing datang
untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini. Selain objek wisata alam,
beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan daya tarik tersendiri karena
masih dapat terpelihara dengan baik hingga sekarang.[6]
Tarian - Tari
yang terkenal adalah tari Cakalele yang menggambarkan Tari perang
Musik - Alat musik yang terkenal adalah Tifa (sejenis
gendang) dan Totobuang.[7]
No comments:
Post a Comment