Wednesday, September 11, 2013

Pengertian, Sejarah Perkembangan Geografi, serta Hakikat, Konsep, dan Prinsip Geografi



1.         Pengertian geografi menurut para ahli :
·         Erastothenes, geografi adalah penulisan tentang bumi (writing about the earth).
·         Frank Debenham, Geography is the philosophy of place
·      Karl Ritter, geografi adalah studi tentang daerah yang berbeda-beda di atas permukaan bumi (different areal) dalam keragamannya.
·   De Jong, geografi adalah ilmu yang berbeda-beda dalam hubungan keruangan dan telah mengelompokkan fenomena sebagai objek geografi.
·        Ferdinand Von Richthofen, lukisan gejala dan sifat permukaan bumi dan penduduknya yang berdasarkan letak serta hubungan timbal balik antara gejala dan sifat tersebut.
·         John Hanrath, pengetahuan yang menyelidiki persebaran gejala fisik biologis, sebab dan akibat persebaran tersebut, dan gejalanya menurut ukuran nilai motip di mana hasilnya dapat diperbandingkan.
·       R Hartshorne, geografi berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti, beraturan dan rasional tentang sifat variable permukaan bumi.
·         James E Preston, ilmu yang berhubungan dengan interelasi manusia dan lingkungannya.
·        Elsworth Huntington, studi tentang alam dan persebarannya serta relasi antara lingkungan alam dengan aktivitas manusia.
·    E. A. Ackerman, suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya di permukaan bumi.
·   Ad Hoc Committee on Geografi, kondisi lingkungan fisis dan persebaran manusia yang dikaitkan dengan hubungannya dengan lingkungan alam dan dengan manusia lainnya.
·         Peter Hagget, perhatian geografi terutama terarah pada sistem ekologi dan sistem keruangan.
·     Semloknas Geografi th. 1989 di IKIP Semarang: ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena Geosfer dengan sudut pandang kelingkungan/kewilayahan dalam konteks keruangan.

2.         Sejarah perkembangan geografi
a.         Geografi klasik
Geografi sudah dikenal sejak zaman yunani kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa tersebut masih dipengaruhi mitologi. Sejak abad ke-6, pengaruh mitologi semakin berkurang dengan berkembangnya ilmu alam , sehingga pengetahuan tentang bumi mempunyai corak dasar ilmu alam, ilmu pasti, dan proses penyelidikan bumi dengan memakai logika.
Tokoh geografi klasik :
1.     Anaximandros pada tahun 550SM membuat peta bumi. Ia beranggapan bahwa bumi berbentuk silinder.
2.      Thales (640-548SM) beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya.
3.       Herodotus (485-425SM) mengemukakan bahwa hubungan perkembangan masyarakat dengan faktor-faktor geografi di wilayah yang bersangkutan sangat erat.
4.         Homerus, banyak menulis tentang keadaan sekitar laut tengah sebagai hasil penjelajahannya.
5.         Pitheas (340SM) menguraikan tentang perjalanan dari pantai eropa ke inggris
6.         Erastothenes dan Dikaiarchos, melakukan pembuatan jaring derajat di muka bumi.
7.       Strabo (64SM-24M), menguraikan besarnya pengaruh lingkungan terhadap pengelompokkan kebudayaan dan pembagian pemerintahan.
8.         Claudius Ptolemaeus, orang pertama yang memperkenalkan penggolongan iklim.

b.         Geografi Abad Pertengahan
Pada akhir abad pertengahan, uraian tentang geografi masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik melalui darat maupun laut. Perjalanan tersebut merangsang ditemukannya wilayah baru yang sebelumnya belum diketahui manusia (revolusi geografi).
Tokoh-tokoh :
1.         Marcopolo, menjelajahi Asia Timur dan Asia Tengah .
2.         Batholomeus Diaz, perjalanan sampai Tanjung Harapan(Afrika Selatan)-kalikut (India)
3.         Vasco Da Gama, memimpin pelayaran mencari rute ke timur, hingga sampai di Indonesia(1948)
4.         Columbus, mengarungi samudra Atlantik hingga akhirnya menemukan benua baru (Amerika).
5.         Amerigo Vespuci, mengarungi benua Atlantik melalui Tanjung Horn di Patagonia
6.         F. Magelhaens, pelayaran ke Amerika Selatan dan dilanjutkan ke Filipina
7.         Nicolas Copernicus, mengemukakan teori Heliosentris.

c.          Geografi Modern
Berkembang pada abad 18, pada masa ini geografi sudah dianggap sebagai disiplin ilmiah dan sudah di pandang dari sudut praktis.
Tokoh-tokoh :
1.         Immanuel Kant (1724-1804) mendapat julukan bapak geografi politik, dianggap juga sebagai peletak dasar Geografi Modern.
2.         A. B. Van Humbolt(1769-1859), peletak dasar phytogeography dan klimatologi
3.         Karl Ritter (1779-1839), bapak geografi sosial.
4.         Charles Darwin (1809-1882), terkenal dengan teori evolusinya
d.         Geografi abad 19-20
pusat perhatian terhadap iklim, tumbuhan, hewan, dan bentang alam. Para ahli Geografi memperdalam geologi, sehingga geografi manusia semakin melemah.
Tokoh-tokoh :
1.         Friederich Ratzel (1844-1904), tokoh ini memperjelas paham fisis determinis.
2.         Ellen C Semple, tokoh yang memperlemah paham fisis determinis
3.         Otto Schluter (1873), pandangannya dianggap terlalu fisis determinis (berat sebelah).
4.         Elsworth Huntington, menurutnya factor iklim menentukan perkembangan suatu kebudayaan
5.      Ferdinand Von Richthofen (1833-1905), mengemukakan pendekatan baru yang disebutnya pendekatan sistematik.
6.         Paul Vidal de la Blance (1854-1918), mengemukakan aliran posibilisme.
7.     Jean Brunhes (1869-1930), melanjutkan paham geografi Vidal de la Blance yang menolak paham determinisme.
8.    Willian Morris Davis, menurutnya factor sejarah memegang peranan dalam menganalisa geografi.
e.          Geografi Mutakhir
Lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah yang di hadapi umat manusia.
Tokoh-tokoh :
1.         Chorley, mengembangkan pemikiran baru untuk Geografi Fisik
2.         Peter Haget, mengembangkan Geografi Sosial.
3.         Wrighley, mengungkapkan bahwa geografi tidak boleh membatasi diri dalam mempergunakan analisa untuk penelitiannya.
f.          Perkembangan geografi di Indonesia
Sudah dikenal sejak zaman pendudukan belanda yang di bawa masuk oleh para ilmuwan belanda yang melakukan studi tentang Hindia Belanda. Ketika jepang menduduki Indonesia, penggunaan Aardrijskunde diganti dengan Ilmu Bumi oleh ilmuwan  Indonesia yaitu Adinegoro dan Adam Bachtiar
g.         Geografi Politik
Pertama kali dikemukakan oleh Friederich Ratzel
h.         Geografi Terapan
Pengorganisasian ruang bumi secara rasional dan berdaya guna, misalnya pemanfaatan lahan untuk pertanian, industry, dll.

3.      Ilmu geografi dapat dikatakan sebagai ilmu penghubung antara ilmu alam dan ilmu sosial karena di dalam ilmu geografi mempelajari dua spesialisasi yaitu geografi fisik dan geografi budaya (manusia). Geografi fisik  mengkaji aspek-aspek fisik bumi yang meliputi iklim, tanah, batuan, sumber-sumber air, penyebaran tanaman dan binatang, dan bentuk-bentuk tanah. Sedangkan geografi budaya mengkaji bagaimana manusia memanfaatkan dan mengubah permukaan bumi bahkan juga bagaimana permukaan bumi mempengaruhi budaya manusia, kegiatan mencari nafkah, pola-pola perkampungan, pemanfaatan sumber daya, komunikasi, dan transportasi.

4.      Paham fisis determinis dan posibilis
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini perkembangan aliran fisis determinis (alam memengaruhi manusia) dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis paham posibilis (manusia memengaruhi alam) terkenal dengan tokoh geografnya Paul Vidal de la Blache.
A. Fisis determinis
Paham ini memandang manusia sebagai figur yang pasif karena kehidupan manusia hanya dipengaruhi oleh alam di sekitarnya. Alam dapat memengaruhi manusia baik dari segi positif dan segi negative.
1. Segi positif
Dari segi positif, contoh dari pernyataan alam memengaruhi manusia yaitu bila kita di pedesaan kita dapat menghirup udara yang sejuk dan melihat pemandangan yang asri dan indah. Selain itu perasaan kita menjadi lebih tenang, pikiran menjadi jernih jika kita berada di sana. Sedangkan bila kita berada di perkotaan kita jarang sekali bisa menghirup udara yang segar, dan pemandangan yang kita lihat hanyalah gedung-gedung tingkat tinggi. Mengapa jika di pedesaan kita dapat merasakan hal seperti itu ?
Di pedesaan pepohonan masih banyak sekali, sehingga kita dapat menjadi lebih tenang dan kita dapat merasakan udara yang segar. Selain itu pemandangan yang asri dan hijau dapat menjadi saran rekreasi yang sangat digemari masyarakat di perkotaan. Dan ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat perkotaan. Contoh masyarakat Jakarta mempunyai kebiasaan setiap akhir pekan mereka bepergian ke Puncak untuk menikmati pemandangan yang asri dan udara yang sejuk. Tentu saja hal ini mereka lakukan untuk menenangkan pikiran mereka setelah 1 minggu bekerja.
2. Segi negative
Selain membawa pengaruh positif, alam juga dapat membawa pengaruh negative. Dari segi negative alam dapat memengaruhi manusia.
Misalnya kejadian bencana gunung meletus. Seperti yang terjadi baru-baru ini di Medan, Sumatera Utara, Gunung Sinabung yang terkenal dengan pemandangan yang indah dan telah berabad-abad tidak meletus dan pada tahun ini mengeluarkan lahar yang panas. kejadian ini sangatlah mengagetkan warga setemapat serta masyarakat Indonesia. Padahal gunung ini telah ditetapkan oleh pemerintah dari gunung yang bertipe A menjadi gunung yang bertipe B. Dan akibat dari peristiwa tersebut masyarakat menjadi gagal panen karena perkebunan mereka rusak oleh hujan debu yang dikeluarkan oleh gunung Sinabung. Selain itu masyarakat yang tinggal di dekat gunung tersebut harus meninggalkan rumah mereka dan tinggal di tempat pengungsian untuk menghindari kalau misalnya terjadi lagi letusan gunung Sinabung. Akibat dari kejadian itu masyarakat setempat menjadi kehilangan pekerjaan mereka sebagai petani dan tempat tinggal mereka walaupun hanya sementara. Di tempat pengungsian mereka juga lebih mudah untuk terserang berbagai penyakit karena kekurangan air bersih dan obat-obatan.
Cerita tersebut membuktikan bahwa alam sangat membawa pengaruh yang besar bagi manusia. Padahal siapa yang menyangka alam yang tenang dan indah dapat memengaruhi kegiatan manusia.
B.     Fisis posibilis
Selain alam memengaruhi manusia, manusia juga dapat memengaruhi alam, yang disebut juga dengan “possibilies”. Paham ini memandang manusia sebagai sesuatu yang aktif di karenakan segala sesuatu yang dilakukan manusia dapat memengaruhi alam di sekitarnya. Kegiatan manusia yang dapat memengaruhi alam tidak hanya dari segi positif, tapi juga dari segi negative.
1. Segi positif
Berikut ialah contoh dari bagaimana pengaruh manusia terhadap alam; Pada zaman sekarang hutan di Indonesia sudah semakin berkurang. Jika hal tersebut tetap dibiarkan, akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi. Maka dari itu mulai sekarang pemerintah menggalakkan program reboisasi di lahan-lahan gundul. Reboisasi ialah penanaman hutan kembali, sehingga lahan-lahan yang gundul dan pemandangan yang gersang dapat menjadi hijau kembali. Selain reboisasi kita juga dapat merawat hutan agar tetap hijau dan lestari dengan system tebang pilih.
2. Segi negatif
Misalnya pembangunan pabrik-pabrik. Pabrik –pabrik industry pasti menghasilkan limbah-limbah industri yang banyak mengandung zat-zat yang berbahaya. Limbah-limbah tersebut limbah-limbah tersebut biasanya langsung di buang ke perairan, misalnya ke sungai, dan tidak diolah terlebih dahulu sehingga sungai-sungai menjadi tercemar sehingga air sungai yang tadinya jernih menjadi kotor dan berbau. Dan makhluk hidup yang berada di dalamsungaim menjadi mati semua. 

5. Peta merupakan elemen penting dalam studi geografi karena peta dapat membantu peneliti dalam menunjukkan lokasi, jarak, dan arah suatu tempat di permukaan bumi. Selain itu, peta juga berfungsi untuk memberikan informasi suatu obyek kepada para pembaca peta agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan. Agar dapat memberikan informasi, maka dalam pembuatan peta harus jelas dan mudah di pahami oleh pembaca peta. Itulah alas an kenapa peta merupakan bagian yang penting dalam studi geografi.

6. Hakikat Geografi
Studi geografi pada hakikatnya merupakan pengkajian keruangan tentang fenomena dan masalah kehidupan manusia. Studi itu disusun berdasarkan hasil observasi berbagai fenomena di lapangan. Hasil observasi di lapangan akan membentuk pola abstrak dari fenomena yang diamati. Pola abstrak itulah yang disebut konsep geografi. Oleh karena itu, tanpa kerja lapangan tidak akan menghasilkan konsep tentang hakikat fenomena dan masalah kehidupan yang sebenarnya. Guna menghasilkan konsep fenomena geografi diperlukan analisis fenomena manusia, fenomena alam, serta persebaran dan interaksinya dalam ruang. Adapun untuk menunjukkan dan menjelaskan fenomena tersebut dipermukaan bumi diawali dengan mengajukan enam pertanyaan pokok. Yaitu what, where, why, who, dan how( 5W 1H). Misalnya untuk menjelaskan fenomena kelaparan maka pertanyaan yang diajukkan adalah apa yang terjadi, di mana fenomena itu terjadi, kapan fenomena itu terjadi, mengapa fenomena itu terjadi, siapa saja yang sedang mengalami, dan bagaimana usaha untuk mengatasinya.

Konsep geografi.
Dalam geografi terdapat sepuluh konsep dasar yang esensial, yaitu
a.       Konsep lokasi, yaitu letak di permukaan bumi. Misalnya Monas terletak di Jakarta
b.      Konsep jarak, yaitu jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain. Harga tanah di desa murah karena jauh dari pusat keramaian kota.
c.      Konsep keterjangkauan, yaitu hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya (jalan, komunikasi, dll). Masyarakat Badui terbelakang karena terisolir dengan masyarakat lain.
d.    Konsep pola, yaitu adanya pola persebaran suatu fenomena, seperti permukiman memanjang, memusat atau tersebar. Pemukiman penduduk nelayan memanjang mengikuti garis pantai.
e.    Konsep morfologi, yaitu bentuk permukaan bumi sebagai hasil tenaga eksogen dan endogen ( misalnya pulau, peguungan, daratan, lereng dan lembah. Setiap permukaan bumi mempunyai manfaat yang berbeda-beda bagi manusia. Misalnya di daerah pegunungan cocok untuk pertanian sayur-sayuran dan perkebunan.
f.    Konsep aglomerasi, pemusatan penimbunan suatu kawasan. (industri, pertanian, permukian). Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu muncul istilah daerah elit, kumuh (slum).
g.      Konsep nilai kegunaan, berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat relative. Misalnya daerah wisata mempunyai nilai kegunaan yang berlainan bagi setiap orang, ada orang yang datang ke daerah wisata hanya sekali bahkan ada yang berulang  kali.
h.  Konsep interaksi dan interdependency, yaitu peristiwa saling mempengaruhi antar berbagai fenomena geosfer. Misalnya interaksi antara desa dan kota. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam memanfaatkan potensi sumber daya antara di desa dan di kota.
i.        Konsep diferensiasi area, berkaitan dengan perbedaan corak antarwilayah di permukaan bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal dengan istilah region. ( Asia Tenggara, Asia Selatan Amerika Selatan)
j.     Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat. Misalnya pegunungan mempunyai suhu lebih rendah daripada di daerah dataran rendah. Oleh karena itu sayuran, the dan pinus dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan.

Prinsip-prinsip Geografi.
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian pengkajian (studi) dan pengungkapan gejala, variasi, faktor-faktor maupun masalah geografi. Secara teoritis prinsip geografi terdiri dari:
a.       Prinsip penyebaran, yaitu gejala dan fakta geografi, baik menyangkut keadaan alam maupun kemanusiaan yang tersebar luas di permukaan bumi. Penyebaran tersebut tidak merata antara wilayah satu dengan wilayah lain.
b.      Prinsip interelasi, yaitu interelasi dalam ruang yang menyatakan bahwa terdapat saling berhubungan antara gejala satu denga gejala lainnya atau antara factor yang satu dengan factor lainnya dalam suatu ruang tertentu.
c.       Prinsip deskriptif, yaitu prinsip untk memberikan penjelasan atau gambaran lebih jauh tentang gejala atau masalah yang dipelajari atau sedang diselidiki. Deskripsi ini digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab interaksi dan interkasi antara factor yang satu dan lainnya. Dalam kerangka kerja geografi prinsip ini tidak dapat ditinggalkan.
d.      Prinsip korologis atau prinsip keruangan, bahwa dalam prinsip ini gejala-gejala, fakta-fakta, dan masalah-masalah geografi ditinjau dari penyebaran, interelasi, dan interaksinya dalam hubungannya terdapat pada ruang tertentu. Yang dimaksud dengan ruang ini adalah permukaa bumi, baik secara keseluruan maupun sebagian.
7.      Seperti yang kita ketahui, di Indonesia ini sering terjadi bencana alam gunung meletus. Tentunya masih teringat jelas dipikiran kita tentang meletusnya gunung Merapi di jawa tengah.  Dari sudut pandang geografi, seharusnya kita dapat menanggulangi musibah tersebut supaya dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa, misalnya dengan mengetahui tanda-tanda gunung merapi akan meletus (seperti meningkatnya suhu di sekitar gunung merapi, dll), selain mengetahui tanda-tanda, kita juga harus mempersiapkan lokasi yang aman untuk mengungsi, supaya jika sewaktu-waktu terjadi bencana, kita dapat langsung menuju lokasi tersebut. kemudian jika kita sudah mengetahui bahwa gunung akan meletus maka segeralah menuju tempat pengungsian tersebut.
Adapun jika gunung berapi sudah terlanjur meletus, maka yang dapat kita lakukan adalah menghindari daerah yang rawan bencana, seperti lereng, lembah, dan daerah aliran lahar. Untuk itu kita harus sudah mengetahui atau memahami peta kawasan rawan gunung api yang biasanya di terbitkan oleh instansi yang berwenang. dan jangan lupa untuk selalu melindungi tubuh dari debu vulkanis dengan pakaian tertutup, masker, dan kacamata. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah selalu meningkatkan kewaspadaan.

DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Iwan (2009). Geografi sebuah pengantar. Bandung: Private Publishing




­­

No comments:

Post a Comment