1.
Pengertian
geografi menurut para ahli :
·
Erastothenes, geografi adalah penulisan tentang bumi (writing about the earth).
·
Frank Debenham, “Geography is the philosophy of
place”
· Karl Ritter, geografi adalah studi tentang daerah yang berbeda-beda di atas permukaan
bumi (different areal) dalam keragamannya.
· De Jong, geografi adalah ilmu yang berbeda-beda dalam hubungan keruangan dan
telah mengelompokkan fenomena sebagai objek geografi.
· Ferdinand Von Richthofen, lukisan gejala dan sifat permukaan bumi dan
penduduknya yang berdasarkan letak serta hubungan timbal balik antara gejala
dan sifat tersebut.
·
John Hanrath, pengetahuan yang menyelidiki persebaran gejala fisik biologis, sebab dan
akibat persebaran tersebut, dan gejalanya menurut ukuran nilai motip di mana
hasilnya dapat diperbandingkan.
· R Hartshorne, geografi berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti,
beraturan dan rasional tentang sifat variable permukaan bumi.
·
James E Preston, ilmu yang berhubungan dengan interelasi manusia dan lingkungannya.
· Elsworth Huntington, studi tentang alam dan persebarannya serta relasi
antara lingkungan alam dengan aktivitas manusia.
· E. A. Ackerman, suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat mencakup semua budaya
manusia dan lingkungan alamiahnya di permukaan bumi.
· Ad Hoc Committee on Geografi, kondisi lingkungan fisis dan persebaran manusia yang
dikaitkan dengan hubungannya dengan lingkungan alam dan dengan manusia lainnya.
·
Peter Hagget, perhatian geografi terutama terarah pada sistem ekologi dan sistem
keruangan.
· Semloknas Geografi th. 1989 di IKIP Semarang: ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
Geosfer dengan sudut pandang kelingkungan/kewilayahan dalam konteks keruangan.
2.
Sejarah
perkembangan geografi
a.
Geografi klasik
Geografi
sudah dikenal sejak zaman yunani kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa
tersebut masih dipengaruhi mitologi. Sejak abad ke-6, pengaruh mitologi semakin
berkurang dengan berkembangnya ilmu alam , sehingga pengetahuan tentang bumi
mempunyai corak dasar ilmu alam, ilmu pasti, dan proses penyelidikan bumi
dengan memakai logika.
Tokoh geografi klasik :
1. Anaximandros pada tahun 550SM membuat peta bumi. Ia beranggapan bahwa bumi berbentuk
silinder.
2. Thales
(640-548SM) beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silinder yang terapung di
atas air dengan separuh bola hampa di atasnya.
3. Herodotus (485-425SM) mengemukakan bahwa hubungan perkembangan masyarakat dengan
faktor-faktor geografi di wilayah yang bersangkutan sangat erat.
4.
Homerus, banyak menulis tentang keadaan sekitar laut tengah sebagai hasil
penjelajahannya.
5.
Pitheas (340SM) menguraikan tentang perjalanan dari pantai eropa ke inggris
6.
Erastothenes dan Dikaiarchos, melakukan
pembuatan jaring derajat di muka bumi.
7. Strabo
(64SM-24M), menguraikan besarnya pengaruh lingkungan terhadap pengelompokkan
kebudayaan dan pembagian pemerintahan.
8.
Claudius Ptolemaeus, orang pertama yang memperkenalkan penggolongan iklim.
b.
Geografi Abad Pertengahan
Pada
akhir abad pertengahan, uraian tentang geografi masih bercirikan hasil laporan
perjalanan, baik melalui darat maupun laut. Perjalanan tersebut merangsang ditemukannya
wilayah baru yang sebelumnya belum diketahui manusia (revolusi geografi).
Tokoh-tokoh :
1.
Marcopolo, menjelajahi Asia Timur dan Asia Tengah .
2.
Batholomeus Diaz, perjalanan sampai Tanjung Harapan(Afrika Selatan)-kalikut (India)
3.
Vasco Da Gama, memimpin pelayaran mencari rute ke timur, hingga sampai di
Indonesia(1948)
4.
Columbus, mengarungi samudra Atlantik hingga akhirnya menemukan benua baru
(Amerika).
5.
Amerigo Vespuci, mengarungi benua Atlantik melalui Tanjung Horn di Patagonia
6.
F. Magelhaens, pelayaran ke Amerika Selatan dan dilanjutkan ke Filipina
7.
Nicolas Copernicus, mengemukakan teori Heliosentris.
c.
Geografi Modern
Berkembang
pada abad 18, pada masa ini geografi sudah dianggap sebagai disiplin ilmiah dan
sudah di pandang dari sudut praktis.
Tokoh-tokoh :
1.
Immanuel Kant (1724-1804) mendapat julukan bapak geografi politik, dianggap juga
sebagai peletak dasar Geografi Modern.
2.
A. B. Van Humbolt(1769-1859), peletak dasar phytogeography
dan klimatologi
3.
Karl Ritter (1779-1839), bapak geografi sosial.
4.
Charles Darwin (1809-1882), terkenal dengan teori evolusinya
d.
Geografi abad 19-20
pusat perhatian
terhadap iklim, tumbuhan, hewan, dan bentang alam. Para ahli Geografi
memperdalam geologi, sehingga geografi manusia semakin melemah.
Tokoh-tokoh
:
1.
Friederich Ratzel (1844-1904), tokoh ini memperjelas paham fisis determinis.
2.
Ellen C Semple, tokoh yang memperlemah paham fisis determinis
3.
Otto Schluter (1873), pandangannya dianggap terlalu fisis determinis (berat sebelah).
4.
Elsworth Huntington, menurutnya factor iklim menentukan perkembangan suatu kebudayaan
5. Ferdinand Von Richthofen (1833-1905), mengemukakan pendekatan baru yang
disebutnya pendekatan sistematik.
6.
Paul Vidal de la Blance (1854-1918), mengemukakan aliran posibilisme.
7. Jean Brunhes (1869-1930), melanjutkan paham geografi Vidal de la Blance yang menolak
paham determinisme.
8. Willian Morris Davis, menurutnya factor sejarah memegang peranan dalam menganalisa geografi.
e.
Geografi Mutakhir
Lebih mengarah
pada upaya pemecahan masalah yang di hadapi umat manusia.
Tokoh-tokoh
:
1.
Chorley, mengembangkan pemikiran baru untuk Geografi Fisik
2.
Peter Haget, mengembangkan Geografi Sosial.
3.
Wrighley, mengungkapkan bahwa geografi tidak boleh membatasi diri dalam
mempergunakan analisa untuk penelitiannya.
f.
Perkembangan geografi di Indonesia
Sudah dikenal
sejak zaman pendudukan belanda yang di bawa masuk oleh para ilmuwan belanda
yang melakukan studi tentang Hindia Belanda. Ketika jepang menduduki Indonesia,
penggunaan Aardrijskunde diganti
dengan Ilmu Bumi oleh ilmuwan Indonesia yaitu Adinegoro dan Adam Bachtiar
g.
Geografi Politik
Pertama kali
dikemukakan oleh Friederich Ratzel
h.
Geografi Terapan
Pengorganisasian
ruang bumi secara rasional dan berdaya guna, misalnya pemanfaatan lahan untuk
pertanian, industry, dll.
3.
Ilmu
geografi dapat dikatakan sebagai ilmu penghubung antara ilmu alam dan ilmu
sosial karena di dalam ilmu geografi mempelajari dua spesialisasi yaitu geografi
fisik dan geografi
budaya (manusia).
Geografi fisik mengkaji
aspek-aspek fisik bumi yang meliputi iklim, tanah, batuan, sumber-sumber
air, penyebaran
tanaman dan binatang, dan
bentuk-bentuk tanah. Sedangkan geografi budaya mengkaji bagaimana manusia
memanfaatkan dan mengubah permukaan bumi bahkan juga bagaimana permukaan bumi
mempengaruhi budaya manusia, kegiatan mencari nafkah, pola-pola perkampungan,
pemanfaatan sumber daya, komunikasi, dan transportasi.
4.
Paham fisis
determinis dan posibilis
Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin
pesat. Pada masa ini perkembangan aliran fisis determinis (alam
memengaruhi manusia) dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA
yaitu Ellsworth Hunthington. Di
Perancis paham posibilis (manusia memengaruhi alam) terkenal dengan tokoh
geografnya Paul Vidal de la Blache.
A. Fisis determinis
Paham ini
memandang manusia sebagai figur yang pasif karena kehidupan manusia hanya
dipengaruhi oleh alam di sekitarnya. Alam dapat memengaruhi manusia baik dari
segi positif dan segi negative.
1. Segi positif
Dari segi positif,
contoh dari pernyataan alam memengaruhi manusia yaitu bila kita di pedesaan
kita dapat menghirup udara yang sejuk dan melihat pemandangan yang asri dan
indah. Selain itu perasaan kita menjadi lebih tenang, pikiran menjadi jernih
jika kita berada di sana. Sedangkan bila kita berada di perkotaan kita jarang
sekali bisa menghirup udara yang segar, dan pemandangan yang kita lihat
hanyalah gedung-gedung tingkat tinggi. Mengapa
jika di pedesaan kita dapat merasakan hal seperti itu ?
Di pedesaan pepohonan
masih banyak sekali, sehingga kita dapat menjadi lebih tenang dan kita dapat
merasakan udara yang segar. Selain itu pemandangan yang asri dan hijau dapat
menjadi saran rekreasi yang sangat digemari masyarakat di perkotaan. Dan ini
sudah menjadi kebiasaan masyarakat perkotaan. Contoh masyarakat Jakarta
mempunyai kebiasaan setiap akhir pekan mereka bepergian ke Puncak untuk
menikmati pemandangan yang asri dan udara yang sejuk. Tentu saja hal ini mereka
lakukan untuk menenangkan pikiran mereka setelah 1 minggu bekerja.
2. Segi negative
Selain membawa pengaruh positif, alam
juga dapat membawa pengaruh negative. Dari segi negative alam dapat memengaruhi
manusia.
Misalnya kejadian bencana gunung
meletus. Seperti yang terjadi baru-baru ini di Medan, Sumatera Utara, Gunung
Sinabung yang terkenal dengan pemandangan yang indah dan telah berabad-abad
tidak meletus dan pada tahun ini mengeluarkan lahar yang panas. kejadian ini sangatlah
mengagetkan warga setemapat serta masyarakat Indonesia. Padahal gunung ini
telah ditetapkan oleh pemerintah dari gunung yang bertipe A menjadi gunung yang
bertipe B. Dan akibat dari peristiwa tersebut masyarakat menjadi gagal panen
karena perkebunan mereka rusak oleh hujan debu yang dikeluarkan oleh gunung
Sinabung. Selain itu masyarakat yang tinggal di dekat gunung tersebut harus
meninggalkan rumah mereka dan tinggal di tempat pengungsian untuk menghindari
kalau misalnya terjadi lagi letusan gunung Sinabung. Akibat dari kejadian itu
masyarakat setempat menjadi kehilangan pekerjaan mereka sebagai petani dan
tempat tinggal mereka walaupun hanya sementara. Di tempat pengungsian mereka
juga lebih mudah untuk terserang berbagai penyakit karena kekurangan air bersih
dan obat-obatan.
Cerita tersebut membuktikan bahwa alam
sangat membawa pengaruh yang besar bagi manusia. Padahal siapa yang menyangka
alam yang tenang dan indah dapat memengaruhi kegiatan manusia.
B. Fisis posibilis
Selain alam memengaruhi manusia, manusia juga dapat
memengaruhi alam, yang disebut juga dengan “possibilies”. Paham ini memandang
manusia sebagai sesuatu yang aktif di karenakan segala sesuatu yang dilakukan
manusia dapat memengaruhi alam di sekitarnya. Kegiatan manusia yang dapat
memengaruhi alam tidak hanya dari segi positif, tapi juga dari segi negative.
1. Segi positif
Berikut
ialah contoh dari bagaimana pengaruh manusia terhadap alam; Pada zaman sekarang
hutan di Indonesia sudah semakin berkurang. Jika hal tersebut tetap dibiarkan,
akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi. Maka dari itu
mulai sekarang pemerintah menggalakkan program reboisasi di lahan-lahan gundul.
Reboisasi ialah penanaman hutan kembali, sehingga lahan-lahan yang gundul dan
pemandangan yang gersang dapat menjadi hijau kembali. Selain reboisasi kita
juga dapat merawat hutan agar tetap hijau dan lestari dengan system tebang
pilih.
2. Segi negatif
Misalnya pembangunan pabrik-pabrik. Pabrik –pabrik industry pasti
menghasilkan limbah-limbah industri yang banyak mengandung zat-zat yang
berbahaya. Limbah-limbah tersebut limbah-limbah tersebut biasanya langsung di
buang ke perairan, misalnya ke sungai, dan tidak diolah terlebih dahulu
sehingga sungai-sungai menjadi tercemar sehingga air sungai yang tadinya jernih
menjadi kotor dan berbau. Dan makhluk hidup yang berada di dalamsungaim menjadi
mati semua.
5. Peta
merupakan elemen penting dalam studi geografi karena peta dapat membantu
peneliti dalam menunjukkan lokasi, jarak, dan arah suatu tempat di permukaan
bumi. Selain itu, peta juga berfungsi untuk memberikan informasi suatu obyek
kepada para pembaca peta agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan. Agar dapat
memberikan informasi, maka dalam pembuatan peta harus jelas dan mudah di pahami
oleh pembaca peta. Itulah alas an kenapa peta merupakan bagian yang penting
dalam studi geografi.
6. Hakikat Geografi
Studi geografi pada hakikatnya
merupakan pengkajian keruangan tentang fenomena dan masalah kehidupan
manusia. Studi itu disusun berdasarkan hasil observasi berbagai fenomena di
lapangan. Hasil observasi di lapangan akan membentuk pola abstrak dari fenomena
yang diamati. Pola abstrak
itulah yang disebut konsep geografi.
Oleh karena itu, tanpa kerja lapangan tidak akan menghasilkan konsep
tentang hakikat fenomena dan masalah kehidupan yang sebenarnya. Guna
menghasilkan konsep fenomena geografi diperlukan analisis fenomena
manusia, fenomena alam, serta persebaran dan interaksinya dalam ruang. Adapun
untuk menunjukkan dan menjelaskan fenomena tersebut dipermukaan bumi
diawali dengan mengajukan enam pertanyaan pokok. Yaitu what, where, why, who,
dan how( 5W 1H). Misalnya untuk menjelaskan fenomena kelaparan maka pertanyaan
yang diajukkan adalah apa yang terjadi, di mana fenomena itu
terjadi, kapan fenomena itu terjadi, mengapa fenomena itu terjadi, siapa
saja yang sedang mengalami, dan bagaimana usaha untuk mengatasinya.
Konsep
geografi.
Dalam geografi terdapat sepuluh konsep dasar yang esensial,
yaitu
a.
Konsep lokasi, yaitu
letak di permukaan bumi. Misalnya Monas terletak di Jakarta
b.
Konsep jarak, yaitu
jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain. Harga tanah di desa murah karena
jauh dari pusat keramaian kota.
c. Konsep keterjangkauan,
yaitu hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya (jalan, komunikasi, dll).
Masyarakat Badui terbelakang karena terisolir dengan masyarakat lain.
d. Konsep pola, yaitu
adanya pola persebaran suatu fenomena, seperti permukiman memanjang, memusat
atau tersebar. Pemukiman penduduk nelayan memanjang mengikuti garis pantai.
e. Konsep morfologi,
yaitu bentuk permukaan bumi sebagai hasil tenaga eksogen dan endogen ( misalnya
pulau, peguungan, daratan, lereng dan lembah. Setiap permukaan bumi mempunyai
manfaat yang berbeda-beda bagi manusia. Misalnya di daerah pegunungan cocok
untuk pertanian sayur-sayuran dan perkebunan.
f. Konsep aglomerasi,
pemusatan penimbunan suatu kawasan. (industri, pertanian, permukian). Masyarakat
umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai tingkat kehidupan sejenis. Oleh
karena itu muncul istilah daerah elit, kumuh (slum).
g.
Konsep nilai kegunaan,
berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat
relative. Misalnya daerah wisata mempunyai nilai kegunaan yang berlainan bagi
setiap orang, ada orang yang datang ke daerah wisata hanya sekali bahkan ada
yang berulang kali.
h. Konsep interaksi
dan interdependency, yaitu peristiwa saling mempengaruhi antar berbagai fenomena
geosfer. Misalnya interaksi antara desa dan kota. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan dalam memanfaatkan potensi sumber daya antara di desa dan di
kota.
i.
Konsep diferensiasi
area, berkaitan dengan perbedaan corak antarwilayah di permukaan bumi, dengan
ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal dengan
istilah region. ( Asia Tenggara, Asia Selatan Amerika Selatan)
j. Konsep keterkaitan
keruangan, yaitu hubungan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain
di suatu tempat. Misalnya pegunungan mempunyai suhu lebih rendah daripada di
daerah dataran rendah. Oleh karena itu sayuran, the dan pinus dapat
tumbuh dengan baik di daerah pegunungan.
Prinsip-prinsip
Geografi.
Prinsip geografi menjadi dasar
pada uraian pengkajian (studi) dan pengungkapan gejala, variasi, faktor-faktor maupun
masalah geografi. Secara teoritis prinsip geografi terdiri dari:
a.
Prinsip penyebaran,
yaitu gejala dan fakta geografi, baik menyangkut keadaan alam maupun
kemanusiaan yang tersebar luas di permukaan bumi. Penyebaran tersebut tidak
merata antara wilayah satu dengan wilayah lain.
b.
Prinsip interelasi,
yaitu interelasi dalam ruang yang menyatakan bahwa terdapat saling berhubungan
antara gejala satu denga gejala lainnya atau antara factor yang satu dengan
factor lainnya dalam suatu ruang tertentu.
c.
Prinsip deskriptif,
yaitu prinsip untk memberikan penjelasan atau gambaran lebih jauh tentang
gejala atau masalah yang dipelajari atau sedang diselidiki. Deskripsi ini
digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab interaksi dan interkasi antara factor
yang satu dan lainnya. Dalam kerangka kerja geografi prinsip ini tidak dapat
ditinggalkan.
d.
Prinsip korologis atau
prinsip keruangan, bahwa dalam prinsip ini gejala-gejala, fakta-fakta, dan
masalah-masalah geografi ditinjau dari penyebaran, interelasi, dan interaksinya
dalam hubungannya terdapat pada ruang tertentu. Yang dimaksud dengan ruang ini
adalah permukaa bumi, baik secara keseluruan maupun sebagian.
7.
Seperti
yang kita ketahui, di Indonesia ini sering terjadi bencana alam gunung meletus.
Tentunya masih teringat jelas dipikiran kita tentang meletusnya gunung Merapi
di jawa tengah. Dari sudut pandang
geografi, seharusnya kita dapat menanggulangi musibah tersebut supaya dapat
meminimalisir jatuhnya korban jiwa, misalnya dengan mengetahui tanda-tanda
gunung merapi akan meletus (seperti meningkatnya suhu di sekitar gunung merapi,
dll), selain mengetahui tanda-tanda, kita juga harus mempersiapkan lokasi yang
aman untuk mengungsi, supaya jika sewaktu-waktu terjadi bencana, kita dapat
langsung menuju lokasi tersebut. kemudian jika kita sudah mengetahui bahwa
gunung akan meletus maka segeralah menuju tempat pengungsian tersebut.
Adapun jika gunung berapi sudah
terlanjur meletus, maka yang dapat kita lakukan adalah menghindari daerah yang
rawan bencana, seperti lereng, lembah, dan daerah aliran lahar. Untuk itu kita
harus sudah mengetahui atau memahami peta kawasan rawan gunung api yang
biasanya di terbitkan oleh instansi yang berwenang. dan jangan lupa untuk
selalu melindungi tubuh dari debu vulkanis dengan pakaian tertutup, masker, dan
kacamata. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah selalu meningkatkan
kewaspadaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hermawan, Iwan (2009). Geografi sebuah pengantar. Bandung: Private Publishing
No comments:
Post a Comment