Perencanaa Karangan
Perencanaan karangan
adalah proses awal dalam membuat karangan sampai dengan akhir penulisan.
Penulisan sebuah karangan harus memenuhi persyaratan.Persyaratan ini menyangkut
isi, bahasa, dan teknik penyajian, Oleh sebab itu untuk membuat sebuah
karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan
karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam
karangannya.[1]
Secara teoritis,
perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan: prapenulisan, penulisan, dan
pascapenulisan (revisi). Pada tahap prapenulisan, seorang penulis dituntut
untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan pada tahap
berikutnya. Pada tahap selanjutnya, penulis dituntut untuk mengembangkan
kerangka yang sudah dibuat tadi. Dengan kalimat, ungkapan, frare, dan
kata-kata, penulis mengembangkan kerangka tersebutmenjadi paragraph, subbab,
bab, wacana, akhirnya menjadi sebuah karya tulis yang utuh. Tahap
pascapenulisan (revisi) merupakan tahap akhir penulisan. Pada tahap ini,
penulis mengurangi segala kekeliruan dan kekurangan yang mungkin timbul.[2]
A.
Tema,
Topik, dan Judul Karangan
1. Pengertian Tema, Topik, dan Judul
Sebelum melakukan penulisan, setiap
orang pasti sudah memikirkan apa yang ingin ditulisnya. Tentu hal-hal yang akan
ditulis berhubungan dengan segala yang telah diketahui. Jika hal tersebut
merupakan hal yang baru, maka setidaknya ia akan mengaitkan hal yang ingin
ditulis dan hal yang telah diketahuinya atau ia akan mengumpulkan bahan-bahan informasi
yang berhubungan dengan sesuatu yang ingin ditulis.[3]
Topik:
Topik adalah berasal
dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti
pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Tema:
Tema berasal dari
bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu
yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh
penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran
yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah
pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah
tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti
menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh
penulis.
Sumber Tema dapat
berupa:
1.
Pengalaman
2.
Penelitian atau pengamatan
3.
Pendapatan atau keyakinan
4.
Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi)
Cara mencari Tema
(dalam suatu bacaan)
1. Jika
pilihan jawaban berupa kalimat luas
Maka:
·
Tentukan objek yang dibicarakan
·
Pilih kalimat yang paling luas yang
memuat objek tersebut atau pikirkan objek tersebut merupakan bagian atau
persempitan dari objek yang lebih luas
2. Jika pilihan jawaban berupa kalimat sempit atau langsung pada isi
bacaan
Maka : pilih satu
kalimat yang dibicarakan dalam setiap paragraf yang ada.
·
Judul
Judul adalah nama yang dipakai
untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin
dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik
perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering
disebut juga kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat
suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat
dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari
lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat-syarat pembuatan judul :
Syarat-syarat pembuatan judul :
1. Harus
relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian
dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus
provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus
singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frase yang panjang,
tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Usahakan judul
tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Judul
langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama
berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul
tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya
dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau
berita.
·
Fungsi Judul
1. Merupakan
identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
2. Temanya
menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau
untuk mempelajari isinya.
3. Merupakan
gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4. Relevan
dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujuannya.
Judul yang dibuat atau dipilih harus memiliki daya tarik
untuk mendorong orang membaca karangan tersebut. Judul dapat berbentuk
pertanyaan atau seruan,
misalnya:
- Sudah Sukseskah Anda?
- Narkoba? No Way!
dan sebagainya
Penulisan judul harus sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata depan atau kata tugas yang berada di tengah. Kata tugas yang
berada di awal kalimat judul ditulis dengan huruf kapital.
Contoh hubungan antara
tema, topik, tujuan, dan judul dalam perencanaan membuat karangan:
Tema : Perpustakaan
sekolah
Topik : - Perpustakaan
sekolah
- Sebagai sumber belajar
- Memanfaatkan perpustakaan sekolah
- Perpustakaan sekolah sarana berkumpul.[4]
·
Perbandingan antara Topik,Tema dan
Judul :
Topik,
tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya,
yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu
karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau bahan sajak.
Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa
lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai berikut :
Topik
Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya ; bahan diskusi. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini ; bahan pembicaraan.
Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya ; bahan diskusi. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini ; bahan pembicaraan.
Tema
Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya ).
Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya ).
Judul
Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.
Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.
Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar
Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini
sama adanya. Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita
memperbincangkan satu masalah tertentu, misalnya tentang banjir, tentang
narkoba, tentang sepak bola, dan lain sebagainya. Kalau yang kita bicarakan
hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal. Akan
tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian
berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu
kita sebut multitopik atau topik ganda.
Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik,
tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul. Dialog dengan subtopik
seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus
diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan
bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood
(suasana hati) yang sama.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema.
Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh
menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.
Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan
topiknya. Namun, dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan
topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.
·
PERBEDAAN TOPIK, TEMA DAN JUDUL
Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Topoi” yang
berati tempat dalam tulis menulis, pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan. Maka dari itu topik dalam wacana merupakan salah satu
unsur yang penting dalam percakapan. Menurut Howe, topik itu merupakan syarat
terbentuknya wacana percakapan.
Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya atau dalam karang mengarang, tema juga adalah pokok pikiran
yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah
pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan
arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti
menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis atau diuraikan.
Judul adalah sebuah nama yang dipakai untuk buku, bab
dalam buku, atau kepala berita. Dalam artikel judul sering disebut juga kepala
tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel
atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,
padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi
cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat topik bisa
ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik
bagi pembaca.
Bagi penulis, topik
yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu
ü Bidang
keahlian.
ü Bidang
studi yang didalami.
ü Bidang
kerja atau profesi.
ü Karakter
penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
ü Temuan
yang pernah diteliti.
ü Kualifikasi
pengalaman: nasional, internasional.
ü Kemampuan
memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
ü Kemampuan
memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
ü Temuan
baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
Sedangkan bagi pembaca,
topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan
kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
ü Tuntutan
pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
ü Upaya
pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan
profesi.
ü Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
ü Pengembangan
dan peningkatan karier dan profesinya.
ü Upaya
mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
ü Upaya
mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
ü Sesuai
dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.
Namun, jika ditinjau
secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1. Menarik
untuk ditulis dan dibaca. Topik yang menarik bagi penulis
akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca
akan mengundang minat untuk membacanya.
2. Dikuasai
dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Untuk
menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data
sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus
menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang
ilmu.
Syarat-syarat tema
Berikut ini beberapa syarat tema yaitu :
1. Tema
harus menarik perhatian penulis.
2. Tema
harus diketahui/dipahami penulis.
3. Tema
harus Bermanfaat.
4. Tema
yang dipilih harus berada disekitar kita.
5. Tema
yang dipilih harus yang menarik.
6. Tema
yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
7. Tema
yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
8. Tema
yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
Ada beberapa
Syarat-syarat judul yaitu:
·
Harus berbentuk frase,
·
Tanpa ada singkatan atau akronim,
·
Awal kata harus huruf kapital kecuali
preposisi dan konjungsi,
·
Tanpa tanda baca di akhir judul
karangan
·
Menarik perhatian,
·
Logis,
·
Sesuai dengan isi
·
Judul harus: asli, relevan, provakitif,
dan singkat
Pembatasan
Topik
Menurut
Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
topik:
1)
Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu
atau profesi
2)
Cukup menarik untuk dibahas
3)
Dikenal dengan baik
4)
Bahannya mudah diperoleh
5)
Tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit
Keraf
(1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai
berikut :
Pertama, tetapkan topik
yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
Kedua, ajukanlah
pertanyaan, apakah yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
diperinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar
lingkaran topik yang pertama tadi.
Ketiga, tetapkanlah
yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
Keempat, ajukanlah
pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut? Demikian
dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.[5]
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel,
data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas
menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain
itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau
dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya,
topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat
bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik
untuk dibahas atau pun dibaca. Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara
cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang
dapat terima oleh pembacanya. Contoh pembatasan topik: “Upaya mengembangkan kualitas perawatan yang
bermutu bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit”. Jadi, kualitas perawatan ini
dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit.
Contoh Penentuan Topik,
Tema dan judul dalam membuat suatu karangan adalah :
Topik : Banjir di Bandung Selatan.
Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan
bagaimanakah cara mengatasi akibat banjir tersebut.
Judul :
Penanggulangan akibat banjir di Bandung Selatan.
B.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tulisannya. Dengan mengetahui
tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan (materi) tulisan, organisasi
karangan, dan sudut pandang (point of
view).
Ada
dua cara untuk menyatakan tujuan penulisan, yaitu : tesis dan pernyataan maksud.
1)
Tesis
Tesis
adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat.[6]
2)
Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak
bermaksud untuk mengembangkan ide sentral.[7]
Contoh
tujuan pada karangan berbentuk narasi:
Tema
: Kisah usaha seorang kakak untuk
membelikan adiknya boneka dari hasil
menyemir sepatu.
Tujuan
: Menggugah simpati pembaca untuk ikut
memikirkan betapa susahnya hidup orang
tak mampu tapi tetap menyayangi saudaranya.
Contoh
tujuan pada karangan argumentasi:
Tema
: Bahaya kecanduan rokok
Tujuan : Menggugah
orang yang terbiasa merokok agar mengurangi kebiasaan merokok.
C. Bahan Penulisan
Langkah
yang terpenting dalam penulisan ialah menentukan tujuannya. Jika tujuan
tersebut sudah diketahui, penulis akan mudah mencari bahan penulisan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Semua informasi atau data yang diperlukan
itulah yang disebut bahan penulisan. Bahan tersebut berupa kutipan, pengalaman
pribadi, data, contoh, perbandingan, kasus, fakta, gagasan, hasil observasi,
aksioma, dalil, dan sebagainya.
Dalam menulis karangan fiktif,
sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Bahan utama karya ilmiah ialah
fakta dan data. Untuk mendapatkan itu, yang harus dilakukan oleh seorang
penulis nonfiksi adalah penelitian (research),
baik penelitian perpustakaan (library
research), maupun penelitian lapangan (field
research). Dengan demikian, jika dibandingkan dengan karangan fiktif tadi,
sebuah tulisan ilmiah tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau
mengkhayal. Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah harus mencukupi
syarat-syarat ilmiah misalnya: empiris, sistematis, objektif, dan rasional.
1)
Bahan Pustaka
Ada dua macam bahan pustaka yang
harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan bahan sumber yang bersifat teori.
Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi dan
lain-lain dari bahan penelitian. Bahan teori ini biasanya merupakan sumber dari
bab dua baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Yang kedua, bahan sumber
asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh
atau pendapat seorang tokoh. Sumber seperti ini biasanya digunakan untuk studi literatur.
2)
Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan
data dengan mengajukan pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompeten
(berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk
mendapatkan data secara lisan.
3)
Angket
Angket (quetioner) adalah pertanyaan
yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang tentang sesuatu. Jawaban
pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.
D.
Kerangka
Karangan
Menyusun kerangka karangan merupakan tahap terakhir dari
prapenulisan. Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan tahap
penulisan. Menyusun kerangka pada hakikatnya membagi topic ke dalam subtopic
dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil.
Bentuk
Kerangka
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang: Isinya bahasan
kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran yang
menimbulkan masalah.
B.
Perumusan Masalah: Isinya rumusan
masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan akhirnya akan dijawab dalam
kesimpulan.
C.
Tujuan Penulisan: Isinya target yang
ingin dicapai.
D.
Pembatasan Masalah: Isinya perincian
ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan waktunya.
E.
Metode Pembahasan: Isinya metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut.
F.
Sistematika Penulisan: Isinya adalah
urutan-urutan dan system pembahasan.
II.
LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang
berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya: pengertian,
bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III.
HASIL PENELITIAN Isinya inti pembahasan.
Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh penelitian.
IV.
PENUTUP biasanya berisi kesimpulan
(jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
DAFTAR
PUSTAKA yang memuat referensi tentang tulisan tersebut.
E.
Pengembangan
Kerangka
Setelah kerangka selesai, tahap
selanjutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi kalimat, wacana, dan
bab. Kalimat, wacana, dan bab tidak langsung menjadi tulisan yang benar dan
utuh, namun masih dapat diperbaiki dan direvisi. Dengan kata lain, jarang
sekali ada tulisan yang langsung menjadi sebuah artikel, tanpa adanya tahap
revisi.
F.
Revisi
Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana
dinyatakan di atas, tulisan berupa kalimat, wacana, dan bab yang merupakan
hasil pengembangan kerangka kemungkinan akan salah. Kesalahan yang mungkin
timbul misalnya pengetikan, penemuan data baru sehingga data lama perlu
diganti, penemuan pendapat baru, dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi,
semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
Berikut ini
contoh teks karangan yang perlu disunting karena masih mengandung beberapa
kesalahan. Bacalah baik-baik!
Aku
Mengetahui Banyak Hal Dari Liburanku
Saat aku masih
berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama keluarga pergi
berlibur ke Bail. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang berharga. Pada hari pertama
di Bali, kami di sambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia
memperkenalkan dirinya dan mengajak kami naik ke bus. Kami di antar kesebuah
hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta. Pantai kuta adalah
merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami sekeluarga main main di sekitar
pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di pantai sambil mengumpulkan
kerang kerang kecil juga sambil menanti tenggelamnya mata hari.pemandangan mata
hari terbenam saat itu sangatlah indah. Setelah itu sekeluarga kami kembali ke
hotel untuk beristirahat dan menantikan esok hari.
Aku
Mengetahui Banyak Hal Dari Liburanku
Saat
aku masih berusia 9 tahun
pada saat liburan kenaikan kelas, bersama dengan keluarga pergi berlibur
ke Bali. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang berharga. Pada
hari pertama di Bail, kami di sambut seorang pemandu yang sangat lucu.
Dia memperkenalkan dirinya dan mengajak kami naik ke bus. Kami di
antar kesebuah
hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta. Pantai kuta
adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali.
Seharian penuh kami sekeluarga main main di sekitar pantai itu.
Menjelang hari sore, aku bermain di pantai sambil mengumpulkan kerang
kerang kecil juga sambil menanti tenggelamnya mata
hari.pemandangan matahari terbenam saat itu sangatlah indah. Setelah itu sekeluarga
kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan esok hari.
Bandingkanlah
naskah yang belum dikoreksi dengan naskah hasil koreksi berikut ini:
Aku
Mengetahui Banyak Hal dari Liburanku
Ketika berusia
9 tahun, pada saat liburan kenaikan kelas, aku pergi berlibur ke Bali bersama
keluarga. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman berharga. Pada hari pertama
di Bali, kami disambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan
diri dan mengajak kami naik bus. Kami diantar ke sebuah hotel yang terletak di
depan Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah salah satu pantai yang terkenal di Bali.
Seharian penuh kami sekeluarga bermain di pantai itu. Menjelang sore, aku
mengumpulkan kerang-kerang kecil sambil menanti tenggelamnya matahari.
Pemandangan matahari saat terbenam sangatlah indah. Setelah itu, kami kembali
ke hotel untuk beristirahat dan menantikan hari esok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ü Perencanaan karangan adalah proses awal dalam
membuat karangan sampai dengan akhir penulisan.
ü Tahap-tahap dalam menulis karangan adalah :
1. Tahap Prapenulisan
2. Tahap Penulisan
3. Tahap Revisi
ü Dalam merencanakan sebuah karangan agar menghasilkan
karangan yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkah yang harus
dilalui yakni menentukan:
1.
Tema, Topik
dan Judul Karangan
2.
Tujuan
Penulisan
3.
Bahan
Penulisan
4.
Pembuatan
Kerangka Karangan
5.
Pengembangan
Kerangka Karangan, dan
6.
Revisi
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada
penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok
kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al
insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia Ibu Dra. Siti Sahara, yang telah memberi kami tugas kelompok demi
kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
A.
Gani,
Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. 2010. Disiplin
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press
Catarina,S.Pd.
Teori Ringkas Latihan Soal dan Pembahasan BAHASA INDONESIA SMP.Intersolusi
Pressindo.Yogyakarta.
Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Nurdin,
dkk. 2008. Bahasa Indonesia SMK/MAK
Setara Tingkat Semenjana Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departement
Pendidikan Nasional
Suryanto, Alex dan Anita Verly. 2005. Bahasa Indonesia Untuk
SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
http://bayuzu.blogspot.com/2010/05/perencanaan-penyusunan-karangan.html
http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugas-kelompok.html
[1] http://bayuzu.blogspot.com/2010/05/perencanaan-penyusunan-karangan.html
[2] A.
Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press,2010, hlmn 132-133
[3]
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X hlmn 19
[4] Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X hlmn 195
[5] A.
Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press,2010, hlmn 134-135
[6] A.
Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press,2010, hlmn 138
[7] Ibid. hlmn 139
Terimakasih, sangat bermanfaat.
ReplyDeleteTadinya aku bingung gimana cara menentukan kerangka tulisan untuk karya ilmiah, tapi sekarang tidak lagi. Terima kasih Kak informasinya.
ReplyDelete