Wednesday, September 18, 2013

Perencanaan Karangan



Perencanaa Karangan
Perencanaan karangan adalah proses awal dalam membuat karangan sampai dengan akhir penulisan. Penulisan sebuah karangan harus memenuhi persyaratan.Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajian, Oleh sebab itu untuk membuat sebuah karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya.[1]
Secara teoritis, perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan: prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan (revisi). Pada tahap prapenulisan, seorang penulis dituntut untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan pada tahap berikutnya. Pada tahap selanjutnya, penulis dituntut untuk mengembangkan kerangka yang sudah dibuat tadi. Dengan kalimat, ungkapan, frare, dan kata-kata, penulis mengembangkan kerangka tersebutmenjadi paragraph, subbab, bab, wacana, akhirnya menjadi sebuah karya tulis yang utuh. Tahap pascapenulisan (revisi) merupakan tahap akhir penulisan. Pada tahap ini, penulis mengurangi segala kekeliruan dan kekurangan yang mungkin timbul.[2]

A.    Tema, Topik, dan Judul Karangan
1.      Pengertian Tema, Topik, dan Judul
Sebelum melakukan penulisan, setiap orang pasti sudah memikirkan apa yang ingin ditulisnya. Tentu hal-hal yang akan ditulis berhubungan dengan segala yang telah diketahui. Jika hal tersebut merupakan hal yang baru, maka setidaknya ia akan mengaitkan hal yang ingin ditulis dan hal yang telah diketahuinya atau ia akan mengumpulkan bahan-bahan informasi yang berhubungan dengan sesuatu yang ingin ditulis.[3]
Topik: 
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Tema:
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Sumber Tema dapat berupa:
1.     Pengalaman
2.     Penelitian atau pengamatan
3.     Pendapatan atau keyakinan
4.     Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi)

Cara mencari Tema (dalam suatu bacaan)
1.      Jika pilihan jawaban berupa kalimat luas 
Maka:
·         Tentukan objek yang dibicarakan 
·         Pilih kalimat yang paling luas yang memuat objek tersebut atau pikirkan objek tersebut merupakan bagian atau persempitan dari objek yang lebih luas 
     2. Jika pilihan jawaban berupa kalimat sempit atau langsung pada isi bacaan 
Maka : pilih satu kalimat yang dibicarakan dalam setiap paragraf yang ada.
·         Judul 
            Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
            Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.  

Syarat-syarat pembuatan judul :
1.      Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 
2.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan. 
3.      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frase yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

Judul terbagi menjadi dua, yaitu :  
1.      Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama nampak jelas. 
2.       Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita. 
·         Fungsi Judul 
1.      Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
2.      Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya. 
3.      Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4.      Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujuannya.

            Judul yang dibuat atau dipilih harus memiliki daya tarik untuk mendorong orang membaca karangan tersebut. Judul dapat berbentuk pertanyaan atau seruan,
misalnya:
- Sudah Sukseskah Anda?
- Narkoba? No Way!
dan sebagainya
            Penulisan judul harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan atau kata tugas yang berada di tengah. Kata tugas yang berada di awal kalimat judul ditulis dengan huruf kapital.
Contoh hubungan antara tema, topik, tujuan, dan judul dalam perencanaan membuat karangan:
Tema : Perpustakaan sekolah
Topik : - Perpustakaan sekolah
            - Sebagai sumber belajar
            - Memanfaatkan perpustakaan sekolah
            - Perpustakaan sekolah sarana berkumpul.[4]

·         Perbandingan antara Topik,Tema dan Judul :
            Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau bahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai berikut :

Topik
Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya ; bahan diskusi. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini ; bahan pembicaraan. 

Tema
Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya ).

Judul
Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.

            Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya. Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, misalnya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dan lain sebagainya. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal. Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.
            Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul. Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati) yang sama.
            Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang. Dalam percakapan sehari-hari  yang kurang penting, tidak biasa ditentukan topiknya. Namun, dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri. 

·         PERBEDAAN TOPIK, TEMA DAN JUDUL 
            Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Topoi” yang berati tempat dalam tulis menulis, pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan. Maka dari itu topik  dalam wacana merupakan salah satu unsur yang penting dalam percakapan. Menurut Howe, topik itu merupakan syarat terbentuknya wacana percakapan.
            Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya atau dalam karang mengarang, tema juga adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis atau diuraikan.
            Judul adalah sebuah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, atau kepala berita. Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. 
Syarat topik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik bagi pembaca. 
Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu
ü  Bidang keahlian. 
ü  Bidang studi yang didalami.
ü  Bidang kerja atau profesi.
ü  Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
ü  Temuan yang pernah diteliti.
ü  Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
ü  Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
ü  Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
ü  Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.

Sedangkan bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
ü  Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
ü  Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.
ü  Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
ü  Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
ü  Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
ü  Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
ü  Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.

Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1.      Menarik untuk ditulis dan dibaca. Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya. 
2.      Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

Syarat-syarat tema Berikut ini beberapa syarat tema yaitu :
1.      Tema harus menarik perhatian penulis. 
2.      Tema harus diketahui/dipahami penulis. 
3.      Tema harus Bermanfaat. 
4.      Tema yang dipilih harus berada disekitar kita. 
5.      Tema yang dipilih harus yang menarik. 
6.      Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas. 
7.      Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. 
8.      Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
Ada beberapa Syarat-syarat judul yaitu:
·         Harus berbentuk frase, 
·         Tanpa ada singkatan atau akronim, 
·         Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
·         Tanpa tanda baca di akhir judul karangan 
·         Menarik perhatian, 
·         Logis, 
·         Sesuai dengan isi 
·         Judul harus: asli, relevan, provakitif, dan singkat
 Pembatasan Topik
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1)      Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2)      Cukup menarik untuk dibahas
3)      Dikenal dengan baik
4)      Bahannya mudah diperoleh
5)      Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut :
Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik yang pertama tadi.
Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut? Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.[5]
            Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas atau pun dibaca. Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya. Contoh pembatasan topik:  “Upaya mengembangkan kualitas perawatan yang bermutu bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit”. Jadi, kualitas perawatan ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit.


Contoh Penentuan Topik, Tema dan judul dalam membuat suatu karangan adalah :
Topik   : Banjir di Bandung Selatan.
Tema   : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara mengatasi akibat banjir tersebut.
Judul   : Penanggulangan akibat banjir di Bandung Selatan.

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tulisannya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan (materi) tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang (point of view).
Ada dua cara untuk menyatakan tujuan penulisan, yaitu : tesis dan pernyataan maksud.
1)      Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat.[6]
2)      Pengungkapan Maksud
            Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral.[7]
Contoh tujuan pada karangan berbentuk narasi:
Tema : Kisah usaha seorang kakak untuk membelikan adiknya boneka dari hasil menyemir sepatu.
Tujuan : Menggugah simpati pembaca untuk ikut memikirkan betapa susahnya hidup orang tak mampu tapi tetap menyayangi saudaranya.
Contoh tujuan pada karangan argumentasi:
Tema : Bahaya kecanduan rokok
Tujuan : Menggugah orang yang terbiasa merokok agar mengurangi kebiasaan merokok.


C.    Bahan Penulisan
            Langkah yang terpenting dalam penulisan ialah menentukan tujuannya. Jika tujuan tersebut sudah diketahui, penulis akan mudah mencari bahan penulisan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semua informasi atau data yang diperlukan itulah yang disebut bahan penulisan. Bahan tersebut berupa kutipan, pengalaman pribadi, data, contoh, perbandingan, kasus, fakta, gagasan, hasil observasi, aksioma, dalil, dan sebagainya.
            Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Bahan utama karya ilmiah ialah fakta dan data. Untuk mendapatkan itu, yang harus dilakukan oleh seorang penulis nonfiksi adalah penelitian (research), baik penelitian perpustakaan (library research), maupun penelitian lapangan (field research). Dengan demikian, jika dibandingkan dengan karangan fiktif tadi, sebuah tulisan ilmiah tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah harus mencukupi syarat-syarat ilmiah misalnya: empiris, sistematis, objektif, dan rasional.
1)      Bahan Pustaka
            Ada dua macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan bahan sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi dan lain-lain dari bahan penelitian. Bahan teori ini biasanya merupakan sumber dari bab dua baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh. Sumber seperti ini biasanya digunakan untuk studi literatur.
2)      Wawancara
           Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan.
3)      Angket
            Angket (quetioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.

   

D.    Kerangka Karangan
            Menyusun kerangka karangan merupakan tahap terakhir dari prapenulisan. Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan tahap penulisan. Menyusun kerangka pada hakikatnya membagi topic ke dalam subtopic dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil.
Bentuk Kerangka
I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran yang menimbulkan masalah.
B.     Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C.     Tujuan Penulisan: Isinya target yang ingin dicapai.
D.    Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan waktunya.
E.     Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F.      Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan dan system pembahasan.
II.                LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III.             HASIL PENELITIAN Isinya inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh penelitian.
IV.             PENUTUP biasanya berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
                        DAFTAR PUSTAKA yang memuat referensi tentang tulisan tersebut.

E.     Pengembangan Kerangka
            Setelah kerangka selesai, tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi kalimat, wacana, dan bab. Kalimat, wacana, dan bab tidak langsung menjadi tulisan yang benar dan utuh, namun masih dapat diperbaiki dan direvisi. Dengan kata lain, jarang sekali ada tulisan yang langsung menjadi sebuah artikel, tanpa adanya tahap revisi.



F.     Revisi
            Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana dinyatakan di atas, tulisan berupa kalimat, wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan kerangka kemungkinan akan salah. Kesalahan yang mungkin timbul misalnya pengetikan, penemuan data baru sehingga data lama perlu diganti, penemuan pendapat baru, dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi, semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
            Berikut ini contoh teks karangan yang perlu disunting karena masih mengandung beberapa kesalahan. Bacalah baik-baik!
Aku Mengetahui Banyak Hal Dari Liburanku
            Saat aku masih berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama keluarga pergi berlibur ke Bail. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang berharga. Pada hari pertama di Bali, kami di sambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan dirinya dan mengajak kami naik ke bus. Kami di antar kesebuah hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta. Pantai kuta adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami sekeluarga main main di sekitar pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di pantai sambil mengumpulkan kerang kerang kecil juga sambil menanti tenggelamnya mata hari.pemandangan mata hari terbenam saat itu sangatlah indah. Setelah itu sekeluarga kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan esok hari.
Aku Mengetahui Banyak Hal Dari Liburanku
            Saat aku masih berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama dengan keluarga pergi berlibur ke Bali. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang berharga. Pada hari pertama di Bail, kami di sambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan dirinya dan mengajak kami naik ke bus. Kami di antar kesebuah hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta. Pantai kuta adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami sekeluarga main main di sekitar pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di pantai sambil mengumpulkan kerang kerang kecil juga sambil menanti tenggelamnya mata hari.pemandangan matahari terbenam saat itu sangatlah indah. Setelah itu sekeluarga kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan esok hari.



Bandingkanlah naskah yang belum dikoreksi dengan naskah hasil koreksi berikut ini:
Aku Mengetahui Banyak Hal dari Liburanku
            Ketika berusia 9 tahun, pada saat liburan kenaikan kelas, aku pergi berlibur ke Bali bersama keluarga. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman berharga. Pada hari pertama di Bali, kami disambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan diri dan mengajak kami naik bus. Kami diantar ke sebuah hotel yang terletak di depan Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah salah satu pantai yang terkenal di Bali. Seharian penuh kami sekeluarga bermain di pantai itu. Menjelang sore, aku mengumpulkan kerang-kerang kecil sambil menanti tenggelamnya matahari. Pemandangan matahari saat terbenam sangatlah indah. Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan hari esok.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ü  Perencanaan karangan adalah proses awal dalam membuat karangan sampai dengan akhir penulisan.
ü  Tahap-tahap dalam menulis karangan adalah :
1. Tahap Prapenulisan
2. Tahap Penulisan
3. Tahap Revisi
ü  Dalam merencanakan sebuah karangan agar menghasilkan karangan yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkah yang harus dilalui yakni menentukan:
1.      Tema, Topik dan Judul Karangan
2.      Tujuan Penulisan
3.      Bahan Penulisan
4.      Pembuatan Kerangka Karangan
5.      Pengembangan Kerangka Karangan, dan
6.      Revisi

Saran
            Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Ibu Dra. Siti Sahara, yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.





DAFTAR PUSTAKA

A.     Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. 2010. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press

Catarina,S.Pd. Teori Ringkas Latihan Soal dan Pembahasan BAHASA INDONESIA SMP.Intersolusi Pressindo.Yogyakarta.

Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo

Nurdin, dkk. 2008. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departement Pendidikan Nasional

Suryanto, Alex dan Anita Verly. 2005. Bahasa Indonesia Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

http://bayuzu.blogspot.com/2010/05/perencanaan-penyusunan-karangan.html

http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugas-kelompok.html


[1] http://bayuzu.blogspot.com/2010/05/perencanaan-penyusunan-karangan.html
[2] A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press,2010, hlmn 132-133
[3] Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X hlmn 19
[4] Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X hlmn 195
[5] A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press,2010, hlmn 134-135
[6] A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press,2010, hlmn 138
[7] Ibid. hlmn 139

2 comments:

  1. Terimakasih, sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  2. Tadinya aku bingung gimana cara menentukan kerangka tulisan untuk karya ilmiah, tapi sekarang tidak lagi. Terima kasih Kak informasinya.

    ReplyDelete