Saturday, September 28, 2013

Museum Listrik (Geografi Regional Indonesia)



MUSEUM LISTRIK
A.  Sejarah Listrik dan Perkembangannya
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW. Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Perkembangan PLN, Setelah terbentuk menjadi persero di tahun 1992, PT. PLN (persero) memiliki beberapa aktifitas bisnis, antara lain:
1.      Di bidang Pembangkitan listrik, Pada akhir tahun 2003 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425 MW yang tersebar di seluruh Indonesia.
2.      Di bidang Transmisi dan Distribusi Listrik, Di Jawa-Bali memiliki Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV sedangkan di luar Jawa-Bali PLN menggunakan sistem Transmisi yang terpisah dengan tegangan 150 kV dan 70 kV.
Pada akhir tahun 2003, total panjang jaringan Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989 kms, jaringan Distribusi 20 kV (JTM) sepanjang 230.593 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 301.692 kms. Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri lebih dari 13.000 pulau. Konsumsi listrik di Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam daftar.[1]
B.   PERKEMBANGAN MUSEUM LISTRIK dan ENERGI BARU
            Gagasan pembangunan Museum Listrik dan Energi Baru (Museum LEB) dicetuskan oleh Menteri Pertambangan dan Energi (Bpk. Ginanjar Kartasasmita) pada bulan Oktober 1990, bersamaan dengan ulang tahun ke-30 OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries), dan peringatan 100 tahun ketenagalistrikan di Indonesia.
            Pembangunan Museum dimulai sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1995 oleh Presiden Republik Indonesia ke-2 Bapak Soeharto.[2]
C.   SUMBER DAYA ALAM dan ENERGI LISTRIK
Berdasarkan ketersediaannya sumber daya alam ada yang sifatnya terbarukan (renewable resource) dan ada yang tidak terbarukan (non renewable resource). Demikian pula hanya dengan sumber energi, ada energi terbarukan (renewable energy) dan energi tak terbarukan (non renewable energy). Pengklasifikasian seperti ini sangat dipengaruhi oleh peran variabel waktu.
Sumber daya alam yang dapat diperbarui merupakan sumber daya yang terus-menerus tersedia sebagai input produksi dengan batas waktu tak terhingga. Termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah panas matahari, angin, panas bumi, dan air laut (ombak). Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya yang yang persediaannya sebagai input produksi terbatas dalam jangka waktu tertentu. Termasuk disini adalah minyak bumi, gas bumi, dan batubara.
Sumber daya alam seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara membutuhkan waktu jutaan tahun untuk proses pembentukannya. Dengan jumlah ketersediaan yang terbatas di alam, artinya bisa dikuantifisir dan dengan laju produksi yang besar serta skala waktu produksinya harian (jauh lebih kecil dari skala waktu jutaan tahun), maka tentu saja sumber daya alam ini makin lama makin tipis persediaannya hingga akhirnya habis. Sumber daya akan menjadi tak terbarukan apabila laju produksi (production rate) lebih besar dari laju pembentukan kembali (generation rate) di alam.
Berdasarkan asal-muasalnya sumber daya energi bisa diklasifikasikan sebagai fosil dan non fosil. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara disebut sebagai sumber energi fosil karena, menurut teori yang berlaku hingga saat ini, berasal dari jasad-jasad organik (makhluk hidup) yang mengalami proses sedimentasi selama jutaan tahun. Sedangkan energi non fosil adalah sumber energi yang pembentukannya bukan berasal dari jasad organik. Termasuk sumber energi non fosil adalah sinar matahari, air, angin, dan panas bumi.
Dari segi pemakaian sumber energi terdiri atas energi primer dan energi sekunder. Energi yang langsung diberikan oleh alam dalam wujud aslinya dan belum mengalami perubahan (konversi) disebut sebagai energi primer. Sementara energi sekunder adalah energi primer yang telah mengalami proses lebih lanjut. Minyak bumi jika baru digali (baru diproduksikan ke permukaan), gas bumi, batu bara, uranium (nuklir), tenaga air, biomassa, panas bumi, radiasi panas matahari (solar), tenaga angin, dan tenaga air laut dalam wujud aslinya disebut sebagai energi primer. Hasil olahan minyak bumi seperti bahan bakar minyak dan LPG disebut sebagai energi sekunder. Air terjun apabila belum diolah masuk klasifikasi energi primer. Apabila sudah dipasang pembangkit tenaga listrik maka hasil olahannya, yaitu energi listrik, disebut sebagai energi sekunder. Pada dasarnya energi sekunder berasal dari olahan energi primer.
Di Indonesia sekarang sedang dikembangkan pemanfaatan energi yang dapat diperbaharui seperti energi matahari, energi samudra, energi angin, energi biomassa, energi panas bumi dan energi nuklir. Energi terbarukan ini ramah terhadap lingkungan dan merupakan energi alternative pengganti energi fosil.[3]
D.   Proses Perpindahan Energi pada Kompor Surya, Kincir Air, dan Biogas
            Kompor Tenaga Surya merupakan pemanfaatan dari energi matahari yang fungsi utamanya adalah untuk memasak, bisa juga digunakan sebagai antena parabola yang dapat menerima ± 150 saluran televisi.[4] Cara kerja dari Kompor Surya berkaitan dengan pemusatan cahaya matahari. Beberapa cermin yang memantulkan cahaya dari sinar matahari ke arah panci memasak, dengan memusatkan panas matahari seperti ini, maka energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak
            Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, Perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.[5]
            Biogas dapat dipakai sebagai sumber energi selayaknya BBM atau BBG. Biogas dapat dimanfaatkan untuk memasak untuk keperluan keluarga (5-6 orang) selama tiga jam, dll. Alat-alat yang digunakan untuk proses biogas ini adalah selang plastik untuk mengalirkan gas dan reactor untuk menampung gas. Cara kerjanya yaitu buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 1 (bahan biogas), Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 2000 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reactor, Setelah kurang lebih 10 hari reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan, Sekali-sekali reaktor biogas digoyangkan supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian reaktor. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.


[2] Diambil dari brosur Museum Listrik dan Energi Baru
[3] Diambil dari brosur Museum Listrik dan Energi Baru
[4] Ibid.
[5] http://naafinaf.blogspot.com/2011/10/proses-perpindahan-energi-pada-plta.html

Provinsi Papua (Geografi Regional Indonesia)



PROVINSI PAPUA
GEOGRAFI REGIONAL PAPUA
1.      FISIK/FISIS          :
1)      LETAK      : a. Secara Geografis : letak suatu wilayah/tempat/negara berdasarkan kenyataan di permukaan bumi. Indonesia terletak diantara 2 benua, benua Asia (di utara katulistiwa) dan benua Australia (di selatan khatulistiwa) dan terletak di antara 2 samudra, yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. b. Secara Astronomis :  letak suatu daerah/wilayah berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujur. Indonesia terletak diantara 60 LU dan 110 LS.
2)      GEOLOGI : Letak suatu wilayah berdasarkan lapisan pembentukan kulit bumi. Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng litosfer, yaitu lempeng Asia yang cukup stabil, lempeng Indo Australia yang bergerak ke arah utara dan lempeng dasar samudra pasifik yang bergerak ke arah barat daya. Wilayah Indonesia berada di daerah pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yaitu sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania.
3)      TANAH     : Tanah Papua di Indonesia terbagi menjadi dua provinsi, yakni Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Secara umum kedua provinsi yang berada di paling timur Indonesia ini memiliki topografi yang bervariasi; dataran rendah berawa, dataran tinggi masih dipadati dengan hutan hujan tropis, padang rumput, dan lembah dengan alang-alangnya. Di bagian tengah tanah Papua tegak berdiri dari berjejer rangkaian pegunungan tinggi sepanjang 650 km. Salah satu Puncak Jayawijaya, masih berselimut salju abadi.
4)      IKLIM        : Keadaan iklim di Papua sangat dipengaruhi oleh topografi daerah. Pada saat musim panas di dataran Asia (bulan Maret dan Oktober) Australia mengalami musim dingin, sehingga terjadi tekanan udara dari daerah yang tinggi (Australia) ke daerah yang rendah (Asia) melintasi pulau Papua sehingga terjadi musim kering terutama Papua bagian selatan (Merauke). Keadaan iklim Papua termasuk iklim tropis, dengan keadaan curah hujan sangat bervariasi terpengaruh oleh lingkungan alam sekitarnya. Curah hujan bervariasi secara lokal, mulai dari 1.500 mm sampai dengan 7.500 mm setahun.
5)       FLORA     : Dari seluruh daerah Papua ± 75% tanah daratannya ditumbuhi oleh hutan-hutan tropis yang tebal serta mengandung ragam jenis kayu yang terbesar            secara heterogen. Sebagian besar dari hutan tersebut sesuai topografi daerah belum pernah di jamah oleh manusia.  Jenis flora di Papua ada persamaan dengan jenis flora di benua Australia. Adapun jenis flora yang terdapat di Papua adalah Auranlaris, librocolnus, grevillea, ebnydium dan lain-lain.

6)      FAUNA     : Seperti halnya dengan flora, keadaan di Papua pun bermacam-macam dalam dunia hewan misalnya, jenis yang terdapat di Papua tidak sama dengan jenis hewan di daerah-daerah di Indonesia lainnya seperti Kangguru, kasuari, Mambruk dan lain-lain. Demikian pula sebaliknya jenis hewan tertentu yang terdapat di Indonesia lainnya tidak terdapat di Papua seperti Gajah, Harimau, Orang Utan dan lain-lain.
2.      SOSEKBUD          :
1)      PENDUDUK                     : Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Provinsi Papua sementara adalah 2.851.999 orang, terdiri atas 1.510.283 laki-laki dan 1.341.714 perempuan.
2)      SDA                       : Provinsi ini sangat kaya dengan berbagai potensi sumber    daya alam. Sektor pertambangannya mampu memberikan kontribusi lebih 50% perekonomian Papua, dengan tembaga, emas, minyak dan gas menempati posisi dapat memberikan kontribusi ekonomi itu. Di bidang pertambangan, provinsi ini memiliki potensi 2,5 miliar ton, batuan biji emas dan tembaga,  semuanya terdapat di wilayah konsesi  Freeport.
3)      BUDAYA              : Provinsi Papua merupakan provinsi yang terbanyak suku bangsanya di Indonesia. Lebih dari 200 suku bangsa menetap di Papua, karena terdapat banyak budaya, adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda satu sama lain.

Pulau Bali (Geografi Regional Indonesia)



Pulau Bali
            Provinsi Bali merupakan bagian wilayah negara kesatuan republik Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau, yaitu pulau Bali yang merupakan pulau terbesar, pulau Nusa Penida, pulau Nusa ceningan, pulau Lembongan, pulau Seranagan, dan pulau Menjangan. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
LETAK GEOGRAFIS PULAU BALI
            Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur.
            Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas fisiknya adalah sebagai berikut: Utara : Laut Bali, Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat), Selatan : Samudera Indonesia, Barat :Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)
            Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km.
            Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Data kependudukan pulau bali
            Kini penduduk pulau bali mencapai  ± 3.000.000 orang dan tiap-tiap tahun bertambah 2   . Kepadatan setiap km 350 orang. Sebagian besar penduduknya memeluk agama Hindu. Ada pula yang memeluk agama Budha, Islam, Kristen.
Sosial Budaya masyarakat Bali
            Masyarakat Bali yang terkenal ramah dan berlandaskan pada perpaduan, keselarasan antara alam, dan manusia dan kebudayaannya sehingga terwujud suatu estitika yang ideal. Itu dapat dilihat dari kehiduapn sehari-hari masyarakat Bali dalam melaksanakan acara keagamaan dan adalam berbagai pertunjukkan kesenian. Beragam  jenis adat dari kebudayaan di daerah Bali, seperti :
1.      Upacara keagamaan
            Agama Hindu di bali banyak menojolkan kegiatan-kegiatan upacara, upacara itu pada hakikatnya adalah refleksi daripada kemantapan hati dalam memuja hyang Widhi yang dilandasi oleh perasaan sujud bakti dan keikhlasan berkorban suci kepada Hyang Widhi atau Tuhan semesta alam.
2.      Kesenian
            Terdapat beragam kesenian di daerah Bali, dari yang paling sederhana sampai yang rumit. Dan para ahli seni pada tahun 1971 mulai mendata jumlah kesenian yang ada dan kemudian mengelompokkan kesenian yang ada di Bali dengan 3 jenis sesuai dengan fungsinya, yaitu :1. Tari wali (tari sacral), 2. Tari Bebali (Drama Tarian), 3.Tari Balih-balihan
Data  Ekonomi Provinsi Bali
            Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III/2011 Provinsi Bali mengalami pertumbuhan tahunan/year on year sebesar 6,54% dengan ditopang sektor pariwisata. Upacara Galungan dan Kuningan serta Lebaran, katanya, turut mempengaruhi akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali. “Kegiatan ekonomi Bali didorong oleh pariwisata serta permintaan domestik terkait beberapa kegiatan keagamaan seperti hari raya umat Hindu,” katanya.